Pontianak, 2 September 2024 – Himpunan Mahasiswa Program Studi Psikologi Islam (HMPS PI) sukses menyelenggarakan acara silaturahmi yang mempertemukan mahasiswa baru (maba) dengan sesama mahasiswa baru dan juga kakak tingkat (kating) Psikologi Islam. Acara ini bertujuan mempererat hubungan antarmahasiswa baru dan memberikan gambaran tentang PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan), terutama bagi mereka yang belum familiar dengan konsep PBAK.
Acara dibuka oleh Ketua HMPS PI, Salam, yang menyambut para peserta dengan hangat. Salam berhasil menciptakan suasana yang santai sehingga para mahasiswa baru merasa lebih nyaman. Dalam acara tersebut, mahasiswa baru memperkenalkan diri dengan antusias. Maba Psikologi Islam yang mayoritas perempuan ini berasal dari berbagai daerah seperti Punggur Kecil, Melawi, Landak, hingga Sukamara di Kalimantan Tengah. Perkenalan dimulai dengan maba pria, kemudian dilanjutkan oleh maba perempuan.
Usai perkenalan, Salam memberikan penjelasan mengenai perkuliahan dan persiapan PBAK. Ia menyampaikan bahwa PBAK tahun ini dikelola oleh fakultas, berbeda dengan tahun sebelumnya yang digabungkan dengan seluruh fakultas. “PBAK sangat penting untuk mendapatkan sertifikat yang menjadi salah satu syarat kelulusan dan administrasi skripsi. Tanpa mengikuti PBAK, mahasiswa tidak dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikat yang dibutuhkan untuk lulus,” tegas Salam.
Dalam sesi tanya jawab, mahasiswa bernama Siti menanyakan tempat pengumpulan surat pernyataan dari orang tua, dan Salam menjelaskan bahwa surat tersebut harus diserahkan ke pihak fakultas. Agatha, mahasiswa baru lainnya, menanyakan tentang persiapan perlengkapan PBAK. Salam mengingatkan pentingnya membawa atribut lengkap sejak hari pertama dan menjelaskan bahwa saat PBAK, mahasiswa akan menginap di kampus, pria akan tidur di ruang kelas, sementara perempuan akan diarahkan menginap di Mahad. Ia juga memberikan catatan bahwa membawa barang terlalu banyak bisa merepotkan, terutama bagi maba perempuan yang harus naik ke lantai lima Mahad.
Salam juga menekankan pentingnya persiapan mental dalam menghadapi PBAK. Ia mengingatkan para mahasiswa baru untuk tidak terlalu memikirkan berbagai tantangan yang mungkin dihadapi, termasuk saat dibentak, dan menyarankan agar hal tersebut tidak diambil hati.
Pada topik kedua, Salam membahas etika berkomunikasi dengan dosen, terutama dosen pembimbing akademik (PA). Salam mengingatkan bahwa setiap pesan harus diawali dengan salam, diikuti dengan perkenalan nama, NIM, dan tujuan pesan tersebut. Hal ini penting untuk menjaga etika dan memperlancar komunikasi akademik, terutama dalam proses pengisian dan persetujuan KRS.
Di akhir acara, Salam mengajak mahasiswa baru untuk tidak ragu menyampaikan keluh kesah atau unek-unek mereka kepada kakak tingkat Psikologi Islam yang siap membantu. Salam juga menyoroti wadah-wadah pengembangan bakat yang disediakan oleh HMPS PI untuk mendukung mahasiswa dalam mengasah potensi mereka.
Acara ditutup dengan foto bersama dan pengucapan jargon khas Psikologi Islam, “PSIKOLOGI ISLAM, kami ada untuk semua. Salam sehat mental.” Momen kebersamaan ini menjadi langkah awal yang hangat dan positif bagi mahasiswa baru dalam menapaki perjalanan akademik di Prodi Psikologi Islam, serta mempersiapkan diri mereka menghadapi PBAK dengan penuh semangat.
Berikut adalah hasil wawancara dari mahasiswa baru psikologi islam angkatan 2024
Iqlima Syuhada, mahasiswa baru Prodi Psikologi Islam IAIN Pontianak asal Ngabang, Kabupaten Landak, mengetahui program studi ini dari kakaknya yang lulus tahun 2017. Iqlima memilih Psikologi Islam karena ingin mempelajari karakteristik manusia dari perspektif umum dan Islam, serta berkeinginan untuk membantu teman-temannya yang enggan membahas kesehatan mental. “Saya ingin mewakili teman-teman yang takut berbicara tentang mental bahwa sebenarnya mental itu bukan hal yang sepele tapi hal yang penting,” ujarnya. Iqlima masuk Psikologi Islam atas keinginan sendiri dan berharap bisa membantu teman-temannya yang sedang mengalami kebingungan dengan jawaban yang ia pelajari di prodi ini. Menjelang PBAK, ia mengaku, “Perasaan saya cukup deg-degan sih tapi berusaha enjoy,” dan menekankan bahwa persiapan kesehatan mentalnya adalah prioritas, di samping persiapan barang-barang yang sudah 80% lengkap.
Penulis : Abdul Ridho
Editor : Nabila